Pakai Web Server Nginx di WordPress dengan Litespeed Cache emang bisa?

wordpress dengan web server nginx
wordpress dengan web server nginx

TEKNOLOGIA NEWS – Bukan website besar tapi pakainya web server Nginx, tidak menjadi persoalaan meskipun menggunakan Platform WordPress.

Menurut hemat kami dalam membuat sebuah website dengan wordpress memang tidak membutuhkan waktu yang lama, 1 jam juga sudah jadi asalkan sudah ada hosting dan domain.

Namun terkait web server, tergantung anda menggunakan layanan hosting yang seperti apa, jika layanan hosting yang digunakan adalah shared hosting dan di dalamnya sudah ada Litespeed Web Server tampaknya anda tidak bisa menggantinya.

Diketahui, mayoritas penyedia hosting di Indonesia menawarkan hosting dengan web server Litespeed pada Cpanel. Alasannya karena performanya cukup baik dan tidak diragukan lagi.

Kalau anda sudah menggunakan hosting dengan Litespeed Web Server tapi tidak menggunakan pluginnya di WordPress, maka sangat disayangkan meskipun di beberapa tema premium dalam dokumentasinya menyarankan anda menggunakan plugin cache lainnya.

Namun ketika anda menggunakan VPS (Virtual Private Server), di sini Anda bisa menggunakan web server apa saja, Litespeed Web Server, OpenLitespeed, Nginx maupun Apache.

Terkait panel yang digunakan juga tergantung spek VPS yang dimiliki, jika speknya minim karena budgetnya pun minim sebaiknya jangan menggunakan panel. Alasannya karena panel juga akan memakan RAM, CPU dan Disk Space.

Adapun terkait web server tanpa panel, kita bisa memilih mau menggunakan Litespeed Web Server, Openlitespeed, Nginx atau Apache.

Pada Litespeed Web Server (Litespeed Enterprise) pengguna bisa menggunakannya dengan gratis dengan syarat spek RAM tidak lebih dari 2Gb dan hanya bisa digunakan oleh 1 domain dan unlimited subdomain.

Karena hal di atas, sehingga jika ingin menggunakan Litespeed banyak yang menggunakan Openlitespeed karena tidak dibatasi berapa banyak domain, dan tentunya gratis.

Sedangkan untuk menggunakan Apache dan Nginx memang bisa digunakan secara gratis.

Mekanisme Apache ini sangat mudah digunakan oleh pengguna karena support dengan WordPress yang mana banyak plugin juga mengandalkan .htaccess.

Pengguna bisa menggunakan Apache dengan menginstalnya dan mengkonfigurasi vhost sesuai letak folder dan sesuai domain maka web akan berjalan mulus.

Namun lain halnya dengan Nginx yang tidak menggunakan .htaccess, pengguna betul-betul harus mengatur konfigurasi pada Nginx agar support dengan WordPress dan websitenya bisa berjalan baik di domain utama maupun subdomain.

Cilacap.info misalnya, web ini memang menggunakan wordpress tapi bukan multisite meskipun punya subdomain banyak, sehingga jika mengatur .htaccess pada Apache atau konfigurasi pada Nginx seperti WP Multisite maka akan ada yang tidak berfungsi.

Nginx menurut kami memang rumit dalam pengaturannya tidak seperti Apache, ketika salah mengatur konfigurasi lah subdomain bisa berjalan tapi domain utama ketika diakses malah tidak pun sebaliknya.

Tidak hanya itu, kami juga harus menambahkan Woff2 pada Mime Type di Nginx agar berfungsi ketika mengatur gzip compression.

Terkait plugins cache, kami tetap menggunakan Litespeed Cache plugins meskipun cache nya tidak berfungsi di laman responsive ketika menggunakan web server Nginx ataupun Apache, namun berfungsi pada CDN, Object Cache dan Kompresi Gambar.

Alasan lainnya karena kami tidak ingin menginstall plugins yang banyak untuk object cache seperti Redis atau Memcached, tidak ingin juga menginstall plugins Kompres Gambar yang kebanyakan memiliki limit dan harus berbayar jika penggunaan kompres gambar melebihi limit serta tidak ingin menginstall plugins CDN untuk memuat gambar di subdomain.

Kenapa kami menggunakan Nginx meskipun trafik tidak seberapa dan tidak bejibun?

Setelah menggunakan Nginx ternyata penggunaan Memory dan CPU stabil dan tidak tinggi naik turun yang artinya stabil dan benar-benar hemat.

Selain daripada itu katanya Nginx ini mampu menghandle trafik atau kunjungan yang tinggi ke website yang diakses secara bersamaan, ya meskipun website kami nggak bejibun dalam hal trafik juga sih.

Meskipun menghemat CPU dan RAM, ternyata Nginx membuat Acces Log nya membengkak begitu drastis, oleh sebab itu, kami juga mematikan log acces agar konsumsi disk space tidak membengkak.

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait