CILACAP, TEKNOLOGIA NEWS – Jika diminta untuk memilih Web Server mana yang kira-kira dapat mengoptimalkan website dengan cepat, apakah Nginx atau Litespeed?
Jawabannya tergantung server hosting yang digunakan dan fitur di dalamnya. Alasannya karena Server dan Fitur akan mempengaruhi kinerja website nantinya jika sudah dioptimalkan dengan cache.
Sebab ada yang menggunakan Cloud Hosting maupun VPS tapi bisa kalah dalam hal performa dengan yang masih menggunakan Shared Hosting demikian sebaliknya.
Jika pada suatu hosting menggunakan Cpanel, kemudian di dalamnya semua fitur dapat digunakan maka kemungkinan besar akan benar-benar optimal.
Misal Hostingnya support Railgun Cloudflare, sudah demikian jika ingin mengaktifkan Redis dan Memcached juga berfungsi, maka yang ini jelas boleh dicoba.
Akan tetapi jika di Cpanel hanya terdapat fiturnya saja dan sudah daktifkan tapi tidak support, maka menurut saya kurang puas, karena Memcached dan Redis merupakan Object Cache yang manfaatnya untuk website cukup baik.
Kedua fitur tersebut apabila menggunakan Litespeed pada Platform WordPress seharusnya berfungsi atau Compatible sebab dalam pengaturan Plugins nya pun ada, kalau tidak berfungsi maka akan tetap ada peringatan di menu kesehatan situs.
Berbicara mengenai Web Server Litespeed pada WordPress, ini merupakan web server yang menurut saya cukup baik. Namun sayangnya justru banyak pengguna yang malah memilih plugins Cache lain ketika menggunakan web server ini.
Padahal dengan menggunakan Plugins Cache milik Litespeed tentu akan lebih optimal, selain itu dalam satu plugins ini terdapat banyak fitur, sehingga tidak perlu install plugin lainnya.
Sebab pada plugins ini terdapat CDN, Convert Gambar ke Webp, Minify JS/CSS/HTML, Lazy Loading Gambar, Iframe dan Video, Bisa menggunakan Object Cache, Compatible juga dengan cloudflare dan bisa Purge, bisa optimize database, menghapus transtitions.
Di samping memiliki kelebihan pada Litespeed tapi juga pada pluginsnya terdapat kelemahan, seperti jika mengaktifkan plugins ini yang ternyata banyak menggunakan Database, sehingga ukuran database bisa membengkak berkali lipat.
Menurut yang saya amati, Plugins ini juga dapat memicu CPU penuh bilamana suatu website rutin memiliki pos yang berjumlah puluhan bahkan ratusan perhari.
Oleh sebab itu terkadang ada web berita yang justru tidak menggunakan cache, sebab memang memakan CPU meski sebenarnya tidak hanya Plugins Litespeed saja, plugins SEO dan Cache lainnya juga menyisahkan berkas di database.
Sementara jika menggunakan Web Server NGINX sebaiknya jangan menggunakan panel apapun, servernya pun tentu server VPS yang KVM.
Karena VPS KVM tidak berbagi dengan pengguna lainnya, artinya server yang digunakan adalah milik website Anda sendiri.
Menggunakan Nginx pada VPS untuk web berbasis WordPress memungkinkan Pengguna untuk mengoptimalkan website tanpa perlu menggunakan Plugins Cache lagi.
Sebab pada Nginx jika mengatur konfigurasi dengan FastCGI atau Proxy Cache pun sudah cukup. Namun jika menggunakan VPS semua pengaturan memang harus disetting sendiri.
Dengan Nginx memungkinkan lebih hemat dalam penggunaan disk yang digunakan, karena tanpa panel dan tidak menggunakan plugins cache sudah dicache oleh nginx.
Kemudian terkait Cache lainnya seperti Opcache, Redis atau Memcache, FastCGI bisa Install melaui Command Line atau Putty..
Jika menilik pemaparan ini, Anda sudah bisa menyimpulkan mana kira-kira web server yang menurut anda lebih baik untuk dapur pacu website Anda agar performanya pun baik.